DESAH DUSTA

Berusahaku tutup kedua mata

Akan kenyataan yang kian meraja

Tentang rasa hati yang kian sirna

Berusa melupa akannya

Mulutku boleh berkata dusta,

Namun hati tak mungkin berkata bisa

Masihku sangat menyayanginya,

Namun raga tak mampu tuk trus bersama

Dia hanya bayang sekejap mata,

Sekilas wajahnya membuatku terpana,

Dalam mimpi ku coba tuk sentuh pipinya

Moga ku tak pernah terbangun dari angannya

=:= Ernawati Puspitasari =:=

KEMATIAN

Sayup terdengar suara angin memanggilku

Perlahan-lahan menusuk kedalam kalbu

Berbisik seolah mengajakku

Untuk berlari diatas sayup kelabu

Tak terpercaya ku tak berdaya

Ketika ku tahui diri ini berada diantara sela jiwa

Yang menutupi semua akan nuraga

Gelap…gulita

Tak terlihat apa yang ada di depan mata

Yang membuatku tertakut tuk menjerit

Kala ku melihat jasadku telah menjadi mayit

Tanpa roh t’lah dijemput malaikat tanpa pamit

=:= Ernawati Puspitasari =:=

TERTOLAK RASA

Mentari berjalan perlahan,

Menyusur hari tiada lelah menyinarinya

Menggemakan langit berucap janji,

Kala wajah-wajah berseri tak lagi menepi

Tertanam bunga dahlia dalam pot kecil sederhana

Bak tertanamnya rasa cinta yang datang tak terduga

Merayu hati untuk berkata suka

Bersamanya menjalin kisah bahagia

Sekekar genggam tak selembut peluknya

Serona mata tak berbinar cahyanya

Mengingat hari dimana waktu membuangnya

Meraba kala rasa sakit datang diantaranya

Sayap-sayap kecil kini patah

Menutup hati tuk menjunjung rasa resah

Merebah bahagia menjadi sebuah dilema

Dalam jalannya ku tolak dalam kata

=:= Ernawati Puspitasari =:=

Tidak ada postingan.
Tidak ada postingan.